Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada
lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara
medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang
dipancarkan oleh Matahari (angin surya). Angin surya ini adalah aliran elektron
dan proton yang terlepas dari matahari akibat tingginya energi kinetik yang
dimiliki kedua partikel serta suhu matahari. Aliran partikel-partikel angin
surya ini terperangkap di medan magnetik bumi, beberapa dari partikel-partikel
ini mengarah ke kutub bumi dengan kecepatan yang terus bertambah.
Fenomena aurora sangat terkait dengan interaksi yang
terjadi antara matahari dengan bumi kita. Reaksi fusi yang terjadi di matahari,
selain menghasilkan energi termonuklir, juga menghasilkan positron (e+),
e-neutrino (ne), dan sinar gamma. Selain itu, inti hidrogen atau
proton, inti helium, dan beberapa partikel lainnya juga ikut dipancarkan akibat
tekanan radiasi yang sangat besar. Pancaran partikel-partikel bermuatan yang
memiliki energi tinggi dari matahari dikenal dengan istilah angin matahari atau
solar wind. Partikel-partikel tersebut bergerak dengan kecepatan
300.000-1000.000 m/s dan kerapatan 0,1-30 cm2
Benturan
antara partikel-partikel ini dan atom-atom yang terdapat dalam atmosfer bumi
melepaskan energi yang menyebabkan terbentuknya aurora di kutub bumi yang nampak
seperti lingkaran besar yang
mengelilingi
kutub. Makanya aurora lebih sering muncul dan bersinar lebih terang ketika
matahari sedang aktif-aktifnya mengeluarkan Corona Mass Ejection yang
menyebabkan meningkatnya intensitas dari angin surya.
Energi yang
dilepaskan pada saat partikel tersebut bertubrukan dapat dilihat secara visual
melalui warna cahaya yang berbeda-beda. Warna yang terlihat bergantung pada
ketinggian dan jenis molekul yang ada.
Pada
ketinggian di atas 300 km partakel tersebut bertumbukan dengan atom hydrogen
menimbulkan warna aurora kemerah-merahan. Ketinggian 140 km, tumbukan dengan
molekul oksigen menimbulkan aurora biru atau ungu. Ketinggian 100 km, partikel
bertumbukan dengan atom oksigen dan nitrogen menimbulkan cahaya warna hijau
atau merah muda.
Di
bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan
magnetiknya. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis, yang dinamai
bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas.
Ini karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara
seolah-olah Matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu
terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di
sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora
Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.Tapi kadang-kadang aurora
muncul di puncak gunung di iklim tropis.
kemagnetan
di bumi adalah kemunculan aurora di daerah kutub. Misalkan sebuah muatan dengan
kecepatan tertentu masuk ke dalam daerah yang mengandung medan magnet dengan
sudut yang tidak tegak lurus dengan medan magnet. Bentuk lintasan partikel
berubah menjadi spiral. Bumi memiliki medan magnet dengan arah keluar dari
kutub selatan (kutub utara geografi bumi) dan masuk di utara (kutub selatan
geografi bumi) . jika partikel bermuatan dari luar angkasa masuk ke bumi dengan
sudut tertentu, maka partikel tersebut akan bergerak dan melintasi menuju ke
arah kutub bumi. selama bergerak dalam lintasan spiral, partikel memiliki
percepatan sehingga memancarkan gelombang elektromagnetik. saat mendekati kutub
bumi, konsentrasi partikel besar dan gelimbang elektromagnetik sangat besar.
dan dapat di amati di langit kutub bumi.
sumber :
di indonesia mungkin ga de terjadi aurora ?
BalasHapusDi Indonesia fenomena aurora sangat sulit terjadi a soalnya Indonesia terletak di khatulistiwa. Seperti yang dijelaskan di atas, aurora adalah atom-atom dan molekul yang bersatu dan bertumpuk di udara yang terhisap oleh magnet bumi di sekitar kutub utara dan selatan.
BalasHapusaa mau liat aurora ? hayu kita ke alaska . australia juga suka ada a . yu kesana yu ahahhahahha
Hapus